Artikel-Penurunan kondisi ekonomi yang lesu di berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan seksual. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa resesi ekonomi dan tekanan finansial dapat berpengaruh negatif terhadap gairah seksual individu menurun.
Dalam ulasan ini, mengeksplorasi bagaimana faktor ekonomi mempengaruhi kesehatan seksual dan apa hubungannya?
Stres Finansial dan Kesehatan Seksual:
Stres finansial adalah salah satu penyebab utama menurunnya gairah seksual. Ketika seseorang menghadapi kesulitan keuangan tingkat stres meningkat, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Stres kronis dapat menyebabkan gangguan hormonal, mengurangi libido, dan menurunkan kepuasan seksual.
Di kutip dari jurnal kesehatan,
Dr. Andi Wibowo seorang ahli seksologi menjelaskan, “Stres yang berkepanjangan dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh yang berperan penting dalam fungsi seksual. Selain itu, stres dapat mempengaruhi kualitas hubungan interpersonal, yang juga penting untuk kesehatan seksual.
Pengaruh Kesehatan Mental:
Depresi dan kecemasan yang sering kali menyertai kesulitan finansial juga berkontribusi pada penurunan gairah seksual.
Kondisi ini dapat mengurangi hasrat seksual dan kemampuan seseorang untuk menikmati aktivitas seksual.
Menurut data dari Asosiasi Psikiater Indonesia, tingkat depresi di Indonesia meningkat sebesar 30% selama periode resesi ekonomi.
“Ketika seseorang merasa tertekan secara finansial, mereka mungkin merasa tidak menarik atau tidak diinginkan, yang dapat mengurangi rasa percaya diri dan hasrat seksual,” kata Dr. Susi Kartika, seorang psikolog klinis.
Dampak Gaya Hidup:
Gaya hidup yang berubah akibat kesulitan ekonomi juga mempengaruhi kesehatan seksual. Misalnya, individu mungkin tidak lagi mampu membiayai olahraga rutin atau mengonsumsi makanan bergizi, yang keduanya penting untuk kesehatan seksual. Pola tidur yang terganggu akibat kecemasan juga dapat berdampak negatif pada libido,,”ungkap dia.
Solusi dan Dukungan:
Menghadapi masalah ini membutuhkan pendekatan holistik. Mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga dapat membantu mengurangi dampak negatif pada kesehatan seksual. Terapi pasangan juga bisa menjadi solusi untuk memperbaiki komunikasi dan hubungan interpersonal.
Pemerintah dan lembaga kesehatan juga perlu meningkatkan kesadaran akan dampak resesi ekonomi terhadap kesehatan seksual dan menyediakan layanan dukungan yang memadai. “Masyarakat perlu diberdayakan dengan informasi dan akses ke layanan kesehatan mental dan seksual,” tambah Dr. Andi Wibowo.
Kesimpulan:
Penurunan ekonomi tidak hanya berdampak pada aspek finansial, tetapi juga pada kesehatan seksual. Dengan memahami hubungan antara ekonomi dan vitalitas seksual, individu dan pasangan dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini dan menjaga kesehatan mereka di masa sulit.
Dukungan dari pemerintah dan lembaga kesehatan juga sangat penting untuk membantu masyarakat menghadapi tantangan fenomena ini.
Dengan artikel yang di rangkum secara spesifik ini diharapkan pembaca dapat lebih memahami hubungan antara kondisi ekonomi dan kesehatan seksual serta pentingnya mengambil tindakan untuk menjaga kesejahteraan secara keseluruhan.(**)