Caption/foto – konservasi Embung Kolong Yamin -Desa Rias Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan
DJITUBERITA.COM – Proyek pembangunan Embung Kolong Yamin dengan luas lebih dari satu hektar dari kementerian PUPR Propinsi Bangka Belitung yang dibiayai oleh dana APBN senilai sebelas miliar tiga ratus juta rupiah di Desa Rias Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan, tampaknya belum memberikan manfaat yang diharapkan kepada petani setempat, terutama saat musim kemarau tiba.
Ada dugaan bahwa pekerjaan konstruksi mungkin dilakukan dengan sembrono, tidak sesuai dengan RAB (Rencana Anggaran Belanja) dan spesifikasi awal yang telah direncanakan.
Pada Sabtu (9/9/2023), ketika media melihat bahwa embung ini mengalami kekeringan total di bagian barat, selatan dan timur, hanya tersisa lumpur.
Petani setempat merasa prihatin dengan kondisi embung ini, yang sebelumnya diharapkan dapat membantu pengairan lahan pertanian di Desa Rias dan sekitarnya.
Salah satu petani, Jupri (62), mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi ini dan menduga bahwa pekerjaan ini mungkin dilakukan dengan sembrono.
Dia merasa bahwa jika proyek ini dilaksanakan kurang maksimal dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya,”kata dia.
Warga lain juga menyatakan bahwa embung ini tidak memberikan manfaat yang diharapkan kepada masyarakat, terutama dalam kondisi kemarau seperti sekarang. Mereka juga mencatat bahwa banyak proyek lain di wilayah tersebut juga belum memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat.
Saat media mencoba mengkonfirmasi pihak pengawas perusahaan yang bertanggung jawab atas pembangunan Embung Kolong Yamin, Hendri menyatakan bahwa proyek ini selesai pada bulan Oktober 2022, dan bahwa pekerjaan penggalian sesuai dengan kedalaman yang direncanakan, yaitu dua meter.
“Mereka (pihak kontraktor -red) menegaskan bahwa masalah kekeringan bukan dalam kapasitas kontraktor, ini dipengaruhi oleh faktor alam,,”jelasnya.
Caption/foto: Plang Proyek Konservasi kolong Yamin Desa Rias – Toboali (Dilansir -berbagai media)
Perlu juga diketahui: embung ini seharusnya menjadi bagian penting dari program strategis pemerintah dalam pengairan lahan pertanian, tetapi saat ini belum memberikan manfaat yang diharapkan oleh petani di musim kemarau. Petani yang mengalami kesulitan air akan terus mencari solusi dan berkomunikasi dengan pihak terkait untuk mencari solusi yang tepat.