Penulis: Vilzar
Artikel-Musim hujan yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk di berapa titik wilayah kelurahan Toboali kota, Kelurahan Teladan dan Pesisir Kelurahan Tanjung Ketapang Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan yang melanda hari kemarin, Minggu (28/4/24) telah menimbulkan masalah serius, akibat banjir berefek langsung menganggu aktivitas masyarakat setempat,hasil di lapangan dan analisis ruang redaksi Djituberita.com (29/4/24).
Sejumlah faktor dan penyebab telah di identifikasi sebagai pemicu utama musibah banjir, serta dampak yang ditimbulkan dan solusi yang diusulkan untuk menghadapinya.
Faktor dan Penyebab:
1. Curah hujan yang tinggi dan pasang air laut dalam musim tertentu menjadi faktor utama penyebab banjir di Toboali.
2. Buruknya sistem drainase: Sistem drainase yang kurang optimal dan tersumbat menyebabkan air hujan sulit mengalir, memperparah banjir.
3. Penurunan fungsi lahan: Pembangunan pemukiman yang tidak terkendali dan penurunan fungsi lahan menjadi faktor lain yang memperburuk situasi, mengubah pola aliran air hujan.
4. Sampah dan limbah: Pembuangan sampah dan limbah yang tidak terkelola dengan baik dapat menyumbat saluran air, memperparah genangan air.
Dampak:
1. Kerugian materiil, Banjir mengakibatkan kerugian besar bagi masyarakat, seperti rusaknya properti dan kerugian ekonomi.
2. Gangguan aktivitas masyarakat: Banjir mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat, seperti bekerja ,aktivitas rumah tangga terhambat dan anak-anak bersekolah.
3. Risiko kesehatan: Banjir meningkatkan risiko terhadap penyakit, terutama yang berkaitan dengan air kotor dan kelembaban.
4. Kerugian lingkungan: Banjir dapat merusak lingkungan sekitar, termasuk tanaman.
Solusi:
1. Peningkatan sistem drainase: Perbaikan dan peningkatan sistem drainase yang lebih efektif dan berkelanjutan.
2. Penyuluhan untuk tingkatkan kesadaran masyarakat: Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan pembuangan sampah yang benar.
3. Penghijauan: Melakukan penghijauan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi risiko banjir.
4. Pengawasan pembangunan: Menerapkan pengawasan ketat terhadap pembangunan agar tidak merusak fungsi lahan dan aliran air.
Untuk itu, Pemerintah setempat perlu segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah klasik ini seperti musibah banjir agar masyarakat dapat menjalani aktivitasnya dengan aman dan nyaman.
Partisipasi dari berbagai pihak, termasuk kesadaran masyarakat sendiri sangat diperlukan untuk saling gotong royong mengurangi risiko banjir di masa mendatang.(**)