DJITUBERITA.COM – Kabupaten bangka selatan terutama kota sejarah toboali yang juga dikenal sebagai “Habang,” memiliki warisan budaya kesenian daerah yang kaya dan beragam untuk menciptakan potensi unik yang sangat menarik untuk di eksplorasi.
Namun, seiring berjalannya waktu, warisan ini mulai memudar. Beberapa elemen budaya seperti budaya (gurindam) atau pertunjukkan seni panggung dengan berbalas pantun khas toboali bahkan kini cenderung punah.
Menurut pelaku seniman senior toboali Din Syawal (72) tahun, tantangan saat ini bagi pelaku seni, kreator dan generasi muda untuk terus berinovasi agar seni budaya tradisional daerah tetap eksis untuk dilestarikan dalam konteks zaman yang terus berubah,”ungkapnya saat awak media menyambangi di kediaman kampung padang pada jumat (8/9/23) sore.
Din Syawal menyoroti semakin tergerus pertunjukkan seni tradisional daerah sebagai dampak modernisasi, kurangnya minat generasi muda dan kurangnya dukungan dari berbagai pihak. Kemajuan zaman juga membawa masalah baru, seperti pengaruh budaya asing yang semakin kuat,”kata dia.
Dia menekankan pentingnya masyarakat sadar akan perlunya menjaga dan merawat budaya tradisional daerah mereka sendiri. Pemerintah daerah juga diharapkan berperan aktif dalam membimbing dalam memberi naungan serta pelestarian seni tradisional yang masih ada.
Untuk itu, Din Syawal mengajak pelaku seni lokal untuk berinovasi tanpa harus menghilangkan esensi kedaerahan.Selain itu, perlu diadakan banyak kegiatan yang bernuansa kedaerahan misalnya perbanyak kompetisi seni tari daerah dalam berbagai kesempatan baik di tingkat lokal dan nasional.
“Dengan begitu sanggar-sanggar seni lokal tetap aktif. Sebagai sarana untuk menjaga eksistensi seniman lokal. Dengan harapan budaya asli toboali tidak tenggelam dan mampu bersaing dengan budaya dan pelaku seni tradisional daerah lainnya untuk melestarikan warisan budaya yang berharga ini,”tutupnya.