DJITUBERITA-EDITORIAL KHUSUS
ARTIKEL: Disepanjang daratan dan perairan laut Propinsi Bangka Belitung terbentang cadangan kekayaan alam berlimpah-ruah,terutama sumber logam mineral timah yang sangat luar biasa kayanya.
“Tapi mirisnya justru tata kelola disektor pertambangan carut -marut terkesan ada pembiaran oknum/mafia/cukong dibiarkan bermain dalam pusaran lahan basah mencari “cuan” yang sangat besar jika dikategorikan sektor pertambangan paling seksi di banding sektor lainnya.
Para penegak hukum atau pun pemerintah setempat kesusahan menertibkan penambangan ilegal yang kian marak dan masif.
Bukan hal yang tabu, saat ini pekerjaan penambangan ilegal menjadi sumber kehidupan masyarakat sehari-hari tentunya berpenghasilan yang sangat instan didapat bahkan bisa menjadi miliyoner dadakan.
Semenjak UU otonomi daerah di sahkan pemerintah pusat, pasca tumbangnya rezim orba. Masyarakat mulai beramai-ramai beralih menjadi penambang,hampir berapa dekade terbelenggu dengan regulasi hukum larangan adanya transaksi jual-beli sumber enerji dan mineral dikalangan masyarakat sipil.
Keberadaan penambangan ilegal ini memang dilematis. Kalau dilarang pasti dibilang terlalu keras bahkan zholim tetapi kalau tetap digali secara terus menerus tentunya kerusakan lahan dan ekosistem alam semakin menjadi,berarkibat menimbulkan resiko fatal seperti bencana,musibah yang tak terkendali.
Padahal dalam aturan tata kelola pertambangan yang baik, keselamatan kerja itu paling di utamakan dan tidak boleh ada gesekan sama sekali.
Dilansir dari CNBC Indonesia:
Negara Republik Indonesia merupakan pemilik cadangan timah terbesar kedua dunia, setelah China. Indonesia memiliki 17% cadangan timah dunia, setelah China yang menguasai 23% cadangan timah dunia.
Tak hanya menguasai cadangan terbesar kedua di dunia, Indonesia juga merupakan produsen timah terbesar kedua yakni 22%, setelah China yang mencapai 47% dari produksi dunia.
Berdasarkan data Peluang Investasi Timah Indonesia 2020, total cadangan timah dunia pada awal 2020 tercatat sebesar 4,74 juta ton logam timah, di mana Indonesia tercatat sebesar 800 ribu ton logam.
Sementara dari sisi sumber daya timah RI tercatat mencapai sekitar 2,88 juta ton logam dan 10,78 miliar ton bijih timah.
Meski memiliki cadangan timah terbesar kedua dunia, namun tidak semua daerah di Indonesia yang menyimpan “harta karun” ini, melainkan hanya beberapa daerah saja.
Adapun salah satu pemilik cadangan timah terbesar di Indonesia yaitu Provinsi Bangka Belitung. Besarnya “harta karun” di wilayah ini turut berdampak pada perekonomian masyarakat setempat.
Bahkan, tingkat kemiskinan di Provinsi ini lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional.
tingkat kemiskinan di Provinsi Bangka Belitung pada 2021 tercatat sebesar 4,90%, lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional yang mencapai 9,54%.
Secara rata-rata 30%-35% perekonomian di Provinsi Bangka Belitung dipengaruhi oleh komoditas logam mineral timah.
“Harta karun” timah ini pun otomatis menjadi tulang punggung perekonomian Provinsi ini.
Lantas, selain Bangka Belitung, mana saja daerah yang beruntung tersebut? Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), “harta karun” timah ini hanya terdapat di empat provinsi RI, berikut rinciannya:
1.Kepulauan Bangka Belitung
Provinsi ini merupakan penyimpan sumber daya dan cadangan timah terbesar di Indonesia. Tercatat, pada 2020 sumber daya bijih timah di daerah ini mencapai 9,97 miliar ton dan sumber daya logam timah 2,56 juta ton. Sementara cadangan bijih timah mencapai 2,01 miliar ton dan cadangan logam 2,04 juta ton.
2. Kepulauan Riau
Provinsi ini tercatat memiliki sumber daya bijih 813,47 juta ton dan sumber daya logam 0,32 juta ton. Sementara cadangan bijih timah 280,48 juta ton dan cadangan logam 0,14 juta ton.
3. Riau
Riau tercatat memiliki sumber daya bijih 0,22 juta ton dan sumber daya logam 0,006 juta ton.
4. Kalimantan Barat
Kalimantan Barat tercatat memiliki 0,004 juta ton sumber daya bijih dan 0,001 juta ton sumber daya logam. Adapun cadangan bijih timah sebesar 1,05 juta ton dan cadangan logam 0,04 juta ton.
Redaksi -DjituBerita