Tutup
Djitu Berita
WhatsApp Image 2024-02-01 at 14.25.18
WhatsApp Image 2024-02-01 at 14.25.18
PlayPause
ArtikelBabelBangkaBangka BaratBangka SelatanBangka TengahBelitungBelitung TimurBerita Utama

Sektor Pertambangan: Antara Primadona atau Bencana?

425
×

Sektor Pertambangan: Antara Primadona atau Bencana?

Sebarkan artikel ini
Caption: aktivitas Pertambangan Timah di Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Babel. (Foto - Ist)

Artikel – Djitberita.com, Sektor pertambangan, meskipun menghadapi berbagai tantangan, tetapi menjadi primadona dan seksi untuk semua kalangan masyarakat dan bagi pengusaha serta oknum – oknum yang punya kepentingan.

Terus berkembang pesat industri infrastruktur dan teknologi, khususnya dalam permintaan logam timah dunia yang semakin meningkat, menjadikan pertambangan sebagai sektor yang tetap menarik untuk di telisik.

Meski begitu, sektor pertambangan tidak lepas dari pro kontra, untung rugi dari sisi ekonomi serta sosial dan salah satu pemicu utama konflik di tengah masyarakat serta ketegangan dengan aparat, jika tidak di kelola dengan baik justru membawa bencana yang didapatkan.

Oleh karena itu, pelaku pertambangan diharapkan untuk fokus pada praktik berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Pertumbuhan sektor pertambangan juga terkait erat dengan fluktuasi harga komoditas, perubahan harga yang cepat dapat mempengaruhi kesehatan finansial perusahaan dan perekonomian rakyat penghasil komoditas primadona ini.

Dalam konteks, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sebagai salah satu penghasil timah utama dalam menopang perekonomian lokal,perlu diakui bahwa pengelolaan sumber daya alam dengan bijak dan berkelanjutan adalah kunci keberlanjutan sektor ini.

Diperlukan sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk mencapai keseimbangan yang baik antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan serta kesejahteraan sosial.

Dengan menyadari tantangan dan peluang ini, sektor pertambangan tetap memiliki potensi besar sebagai penyokong utama pertumbuhan ekonomi.

Namun, untuk memastikan keberlanjutan dan ketahanan sektor ini, perlu adanya kolaborasi yang kuat antara berbagai pemangku kepentingan serta komitmen terhadap praktik-praktik berkelanjutan dan tanggung jawab sosial.

Sisi lain, akibat tata kelola sumber daya alam (SDA) pertambangan yang buruk dapat menimbulkan dampak serius terhadap krisis lingkungan dan ekonomi suatu wilayah yang kaya hasil pertambangan, entah itu mengatasnamakan praktik legal atau pun ilegal.

Dalam konteks ini, ketidakmampuan mengelola secara efisien dan berkelanjutan dapat merugikan masyarakat serta menimbulkan kerusakan lingkungan yang sulit untuk diperbaiki dalam jangka panjang dan apabila tidak di kelola dengan baik akan berdampak pada ekonomi,sosial dan hilang keasrian lingkungan untuk kearifan budaya lokal.

Pertama-tama, dampak negatif terhadap lingkungan dapat terjadi akibat praktik pertambangan yang tidak ramah lingkungan. Pengelolaan limbah yang kurang baik, termasuk pembuangan limbah beracun dan tailing tambang tanpa penanganan yang memadai, dapat mencemari air tanah dan sungai.

Pencemaran ini tidak hanya merugikan ekosistem lokal, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan manusia yang bergantung pada sumber air.

Selain itu, abrasi kerusakan lahan akibat kegiatan pertambangan dapat menghilangkan habitat alami bagi flora dan fauna setempat. Spesies-spesies endemik dapat terancam punah, mengancam keberagaman hayati dan mengubah ekosistem secara menyeluruh.

Kerusakan ini tidak hanya bersifat lokal, tetapi dapat memicu ketidakseimbangan ekologis yang menciptakan efek domino pada kelangsungan kehidupan manusia

Dari sisi ekonomi, ketergantungan yang berlebihan pada sektor pertambangan dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi lokal.

Fluktuasi harga komoditas yang tidak stabil dapat merugikan perekonomian dan meningkatkan tingkat pengangguran.

Selain itu, ketidakpastian dalam industri pertambangan dapat menciptakan situasi di mana masyarakat setempat sulit untuk merencanakan masa depan faktor terbuainya pendapatan yang instan.

Dalam mengatasi tantangan tata kelola SDA pertambangan yang buruk, perlu pula peran aktif dari pemerintah dan pelaku usaha.

Pemerintah memiliki peran sentral dalam menetapkan kebijakan yang mendukung pertambangan yang berkelanjutan, melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan mengawasi penerapan regulasi.

Selain itu, industri pertambangan juga perlu berkomitmen untuk mengadopsi teknologi dan praktik ramah lingkungan, serta berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan solusi inovatif untuk mengurangi dampak negatif.

Selain itu, segera mendeteksi ekonomi baru, menjadi strategi yang relevan untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan

Untuk Pengembangan sektor-sektor ekonomi lainnya, seperti pariwisata berkelanjutan atau pertanian organik, dapat menjadi alternatif yang memberikan peluang pekerjaan dan kontribusi ekonomi yang lebih stabil.

Hal ini tidak hanya mengurangi dampak ekonomi yang merugikan saat fluktuasi harga komoditas, tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih tangguh terhadap perubahan di sektor pertambangan.

Secara keseluruhan, transformasi tata kelola SDA pertambangan memerlukan sinergi antara pemerintah,pelaku pertambangan dan masyarakat.

Hanya dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, kita dapat mencapai keseimbangan yang memadai antara kebutuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan, serta memberikan manfaat maksimal bagi semua pemangku kepentingan dan tentunya SDA yang kaya seluas-luasnya untuk kesejahteraan rakyat. (Vilzar – red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *