DJITUBERITA.COM-ARTIKEL
KPK boleh saja melarang pejabat menerima bingkisan atau sebagainya yang disebut “THR” (Tunjangan Hari Raya) menghadapi Idul Fitri. Tapi boleh percaya atau tidak, di kantor pemerintah, pejabat dewan hingga bos besar sejak tiga hari ini dipenuhi para pemburu THR.
Para penburu THR mulai dari warga biasa, pengurus organisasi atau mereka yang mengklaim sebagai wartawan. Mereka mendatangi para anggota dewan, maupun pejabat yang tadinya tidak kenal sekarang pura pura kenal istilah”Sok Kenal Sok Dekat(SKSD).
“Sontak saja, para pejabat atau bos besar berkantong tebal harus singsingkan lengan baju dan celana untuk terhindar dari jeratan namanya THR , di kantor seperti kucing-kucingan. Mereka masuk dan keluar dari kantor ataupun dirumah pribadinya dan tiba tiba ada jurus menghilang bak orang yang tengah dikejar utang…!
“Pusing aku, dari kemarin pagi,”kata seorang pejabat yang terkenal di kampungnya, banyak yang datang. Mereka minta THR,THR, dan THR.
“Apalagi kemaren di pemilu mereka jualan jargon untuk bisa menjadi pejabat berdasi demi ingin mendapatkan fasilitas tunjangan yang mengiurkan.
Berbagai cara mereka yang minta THR ini. Ada yang mengajukan pakai surat, ada yang pura-pura bersilahturahmi, tapi ujung-ujungnya minta THR.
Sedangkan para pejabat kebanyakan tidak full masuk kantor. Mereka hanya memberi absen, lalu pulang,ditelepon pun kadang hanya berdering saja tak menjawab chat pun conteng satu (ceklist).
“Biasa lah, setiap mau jelang lebaran pasti seperti ini. Banyak Yang mau ketemu saya, ya, dikasih, seberapa saya mampu. Saya sudah siapkan,” kata pejabat itu.
“Fenomena para pemburu THR pun tidak kehilangan akal demi memenuhi kebutuhan lebaran,
Apa boleh buat karena ini suatu momen kesempatan yang rugi untuk di lewatkan”kata salah satu pemburu THR.
“Tradisi ini suka tidak suka tidak dapat dipungkiri,pertanyaannya ini salah siapa,moment kah ,pemburu kah atau yang kena buru THR ?? yang jelas stigma kalimat THR sudah menjadi slogan paling populer menjelang hari raya” kata THR mungkin sudah nempel di kepala masyarakat indonesia pada umumnya dari anak kecil,remaja,dewasa hingga orang tua ,tidak kenal usia terkena sindrome THR.
“Mungkin, suasana seperti ini juga berlangsung di banyak kota dan daerah di Indonesia.
Selamat berburu THR ya ! Bagi yang kena buru THR mohon bersabar dan tabah menjalaninya.
(Redaksi-DjituBerita.Com)